
Ada dua hal yang belum bisa saya lakukan sampai saat ini. Memasak dan menulis selain kenangan bersama almarhum Abi. Entahlah, sepeninggal beliau saya sangat enggan memasak. Padahal, memasak adalah hal yang tidak pernah absen saya lakukan selama ini. Bagi saya, memasak lebih dari sekadar kewajiban seorang istri dan ibu. Ia adalah perwujudan cinta. Apalagi jika hasil masakan habis sempurna alias ludes tak tersisa. Tanyalah pada semua ibu di dunia ini. Pasti ada kenikmatan tersendiri.
Dari sisi kesehatan, memasak sendiri tentu lebih terpercaya. Kita bisa memastikan kehalalan bahan, kebersihan alat, higienisnya sebuah masakan. Pun dari kesehatan keuangan, memasak sendiri tentu lebih hemat. Apalagi a big family seperti keluarga saya. Kalau tidak memasak, tentu bisa dibayangkan berapa rupiah yang harus kami keluarkan hanya untuk urusan perut. Jadi, ditinjau dari berbagai sisi memasak benar-benar sebuah keharusan. It is a MUST. Continue reading “Memasak dan Menulis”