Melasma

sumber: https://mydoctors.id/melasma/

Satu hal yang sampai saat ini mengganjal pikiran saya adalah melasma. Melasma adalah kondisi kulit yang berwarna lebih gelap dibanding area sekitarnya. Biasanya terjadi di wajah, seputar pipi, jembatan hidung, dan dagu. Wanita lebih rentan mengidap melasma.  Melasma disebabkan kulit memproduksi melanin lebih banyak sehingga menyebabkan hiperpigmentasi. Salah satu penyebabnya adalah karena terlalu sering terpapar sinar matahari. Tidak rajin merawat diri. Bisa juga hormonal dan keturunan.  

Saya menyadari penuh hal ini. Dulu, saya termasuk orang yang cukup rajin membersihkan wajah dari kotoran setelah seharian beraktivitas. Meninggalnya suami karena Covid-19 menjadi salah satu pemicu malasnya saya merawat wajah. Hari-hari saya gloomy. Tidak bergairah sama sekali. Saya tidak bisa menyalahkan diri saya karena saat itu saya memang sangat desperate. Semuanya serba tiba-tiba.

Saya mengurus administrasi kematian suami beberapa hari setelah beliau wafat dengan sangat baik. Saya katakan sangat baik karena saya  sangat tegar mengurus berbagai administrasi pasca kematian.  Mulai dari akte kematian sampai surat pernyataan ahli waris yang prosesnya tidak bisa dibilang singkat,  asuransi pendidikan, rumah, urusan bank, dan sebagainya. Intinya, berpindah dari satu instansi ke instansi yang lain.

Dengan izin Allah tentunya, semuanya berjalan lancar.  Namun, saya melupakan satu hal. Saya pergi ke mana-mana tanpa perlindungan suncare. Sama sekali saya tidak terpikir untuk merawat wajah. Bahkan mencuci wajah pakai facial wash pun tidak saya lakukan. Apalagi mengoleskan krim pelindung wajah dari sinar matahari. Ditambah saat itu dianjurkan berjemur untuk meminimalisir virus Covid. Semakin saya abai.

Beberapa bulan kemudian, saya baru menyadari  kehadiran flek hitam di wajah.  Cukup luas. Saya mulai berselancar, mencari informasi terkait hal ini. Ternyata inilah yang disebut melasma. Melasma ini sebenarnya tidak berbahaya. Hanya saja kehadirannya tidak jarang membuat saya insecure. Saya ini orangnya termasuk cuek dan percaya diri. Saya sangat percaya seseorang tidak hanya dilihat dari wajah saja tapi lebih pada kualitas diri. Namun, tetap saja hal ini mengusik saya. 

Sahabat saya mengingatkan untuk segera melakukan perawatan wajah. Saya mengiyakan saja. Kemudian datanglah sahabat saya yang lain. Ia mengingatkan saya pada sesuatu yang pernah saya katakan jauh-jauh hari sebelumnya. “Sebagai perempuan kita harus punya 3B. Brain, behave, and beauty.”

Menurutnya, saya sudah memiliki brain, artinya otak saya ini encer.  Saya juga memiliki behave, sikap perilaku saya ini baik-sopan dan Islami. Namun, saya kurang memiliki beauty,  kurang cantik.  Penyebabnya melasma ini. Hahaha… Saya tertawa ngakak saat itu juga.  Skak mat!

Saya mulai mempertimbangkan saran sahabat saya ini untuk merawat wajah. Rekomendasinya adalah dilaser.  Saya mengiyakan saja sambil menunggu waktu yang tepat untuk mulai perawatan.  Sayangnya, saya tidak bisa berkompromi dengan waktu.  Ketika dua sahabat saya ini melakukan perawatan wajah,  saya tidak bisa bergabung. Mereka memamerkan foto selfie mereka sedang berada di salah satu klinik kecantikan sementara saya berjibaku dengan dokumen-dokumen raker. 

Keesokan harinya, kedua sahabat saya ini mendatangi ruangan saya. Melaporkan-tepatnya memamerkan usaha mereka merawat wajah. Menurutnya, setelah ditreatmen kulitnya menjadi lebih halus.  Saya percaya karena sebenarnya jenis kulit mereka sudah bersih dari sononya.  Jenis kulit mereka sangat cerah, terang sementara kulit saya sawo matang untuk tidak mengatakan gelap.  Hehehe… Parahnya, jenis kulit sawo matang ini lebih besar kemungkinan terkena melasma.   

Saya hanya bisa menelan cerita mereka karena memang kesibukan saya yang sangat padat. Rasa-rasanya tidak mungkin melakukan perawatan dalam waktu dekat. Ditambah sedikit bayangan ketakutan efek treatmen jika harus dilaser. Saya harus mengedukasi diri tentang hal ini. 

“Ayolah… diluangkan waktunya untuk merawat wajah,” bujuk si A. 

“Ya. Akhir pekan saja. Diluangkan waktunya, ” bujuk si B. 

“Ya… ya… nanti saya pikirkan kembali,” pungkas saya. 

Sepertinya saya sudah teracuni mereka karena saya bertekad mencari waktu yang tepat memulai perawatan wajah. 

 

Sidoarjo, 21 Januari 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published.