
Tergabung dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan berkah bagi saya. Banyak hal baru yang saya dapatkan baik ilmu maupun pertemanan. Ilmu ini sangat penting bagi saya sebagai guru yang haus pengembangan diri. Guru harus belajar, belajar, belajar baru mengajar. Pertemanan juga sangat penting karena guru-guru yang terhubung bisa saling menguatkan, berbagi informasi dan praktik-praktik baik yang telah dilakukan yang sekiranya bisa diadopsi untuk menyukseskan pendidikan. Setidaknya di ruang kelasnya.
Ilmu yang saya dapat pun tidak melulu tentang pembelajaran tetapi lebih beragam. Bagi saya ini merupakan penyegaran tersendiri. Saat ini saya kembali mengajar siswa setelah hampir enam tahun meninggalkan SMP Al Hikmah Surabaya. Empat tahun saya mengajar bahasa Inggris bagi guru-guru di Pusat Bahasa Al Hikmah dan hampir dua tahun saya berkecimpung di Penjaminan Mutu Direktorat Pendidikan Al Hikmah.
Salah satu ilmu baru yang saya dapatkan adalah keterampilan mengambil keputusan. Keterampilan ini menjadi penting karena tidak jarang kita dituntut mengambil keputusan dengan tepat. Apalagi jika dihadapkan pada dilema etika. Sebuah kondisi yang dihadapkan pada kita dengan pilihan benar vs benar. Kita harus mampu membedakannya dengan bujukan moral. Pilihan benar vs salah.
Modul 3.1 membekali kita dengan empat paradigma dilema etika. Individu vs masyarakat, kejujuran vs loyalitas, keadilan vs rasa kasihan, dan jangka pendek vs jangka panjang. Selain itu ada tiga prinsip yang harus kita pegang yaitu prinsip berbasis hasil akhir (end-based thinking), berbasis peraturan (rule-based thinking), dan berbasis rasa kasihan (care-based thinking).
Setelah empat paradigma dan tiga prinsip tersebut kita aplikasikan dalam proses pengambilan keputusan, kita masih harus mengeceknya kembali apa keputusan yang akan kita ambil benar-benar tepat. Ada 9 langkah pengecekan keputusan yang bisa kita lakukan, di antaranya adalah
- Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
- Menentukan siapa yang terlibat
- Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
- Pengujian benar-salah
Dalam pengujian benar-salah kita bisa melakukan uji legal (apakah ada aspek pelanggaran hukum), uji regulasi (apakah ada pelanggaran aturan atau kode etik), uji intuisi (apakah bertentangan dengan nilai-nilai yang kita yakini), dan uji panutan/idola (apa yang akan dilakukan idola kita jika dihadapkan pada permasalahan yang sama).
- Pengujian paradigma benar vs benar (menggunakan 4 paradigma di atas)
- Melakukan prinsip resolusi (menggunakan 3 prinsip di atas)
- Investigasi opsi trilema
Opsi di luar dua pilihan yang ada. Bisa jadi ini cara kita berkompromi dalam menghadapi situasi ini. Cara kreatif dan tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
- Buat keputusan
- Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Nah, ilmu yang saya dapatkan tersebut harus ditransfer agar kebermanfaatannya bisa dirasakan orang-orang di sekitar, teman-teman sejawat di sekolah misalnya. Alhamdulilah, sepekan yang lalu saya berkesempatan mendesiminasikan informasi yang saya dapat selama menjalani PGP di depan Pembina dan Pengurus Yayasan Al Hikmah, para kepala sekolah mulai TK- SMA Al Hikmah, direktur beserta staf, dosen STKIP Al Hikmah, litbang, dan SDM di lingkungan Al Hikmah.
Saya ditandemkan dengan Ustad Edy Kuntjoro- Kepala SMA Al Hikmah Boarding School Batu. Sekolah ini menjadi salah satu sekolah penggerak Angkatan 1. Ustad Edy mengupas banyak hal terkait bagaimana Al Hikmah bersinergi dengan program sekolah penggerak yang ada. Saya berbagi pengalaman, apa yang saya lalui selama mengikuti PGP ini.
Forum-forum ilmu seperti ini sangat penting bagi kemajuan pendidikan. Akan lebih baik lagi jika sekolah memberikan kesempatan kepada Calon Guru Penggerak (CGP) mendesiminasikan ilmu yang didapatnya pada teman-teman sejawat di sekolah.
Selain melalui forum diseminasi di atas, saya banyak menulis pengalaman saya selama mengikuti PGP ini. Bentuk tulisan saya beragam. Ada yang reportase. Kadang saya menulis tulisan reflektif. Tulisan-tulisan ringan agar bisa dicerna dengan mudah. Tulisan-tulisan tersebut saya unggah di blog pribadi (https://hernawati.id), media sosial seperti facebook, dan grup Whatsap yang saya ikuti. Tugas-tugas yang harus diunggah di youtube pun kadang saya sertakan sebagai pelengkap artikel yang saya tulis. Tujuannya satu agar ilmu tersebut tidak berhenti pada diri saya pribadi melainkan bermanfaat bagi sesama. Menembus sekat-sekat ruang dan waktu.
Sebagai pemimpin pembelajaran tentunya kita pernah menghadapi situasi dilema. Jika suatu saat saya dihadapkan pada dilema, saya akan mencoba menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam mengambil keputusan yang telah saya pelajari sebelumnya.
Kapan menerapkannya? Ya saat kita harus mengambil keputusan. Bisa jadi hari ini, besok atau lusa ketika kita menghadapi sebuah masalah yang harus diselesaikan. Bisa jadi masalah dengan anak-anak di kelas, rekan sejawat atau yang lainnya. Intinya, saya siap mengambil keputusan.
Saya tidak bisa melakukannya sendiri apalagi jika masalah tersebut terkait sekolah. Saya tetap membutuhkan bantuan teman sejawat, orang yang saya percaya. Ia setidaknya memiliki keterampilan pengambilan keputusan yang sama. Dengan demikian, kita bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan yang dibuat. Saya sudah memiliki rekan sejawat yang terus mengikuti perkembangan saya dalam mengikuti PGP ini. Kami sering berkomunikasi dan saling mendukung. Jika masalahnya lebih luas, tentu saja peran kepala sekolah sangat dibutuhkan. Alhamdulillah, kepala sekolah saya sangat mendukung keberadaan saya sebagai CGP ini.
Semoga Allah memudahkan semuanya, mencari dan berbagi ilmu bagi sesama. Aamin.
Sidoarjo, 18 September 2021
Luar biasa. Mantab Bun
Matur nuwun Cak Inin sudah mampir.
Mantap dan keren…
Bersama belajar begitu indahnya
terima kasih banyak bu Lika sudah berkunjung.
Tulisannya selalu penuh makna???
Many thanks bu Yuni cantik.
Terimakasih inspirasinya ustadzah