Sekolah adalah Guru

Saya sedang mewawancarai staf perpustakaan STKIP Al Hikmah Surabaya

Salah satu tugas tim Penjaminan Mutu dan Sistem Pengendalian Internal (PM dan SPI) adalah memastikan sekolah berjalan dengan baik. Layanan yang diberikan pada siswa dan wali murid berkualitas prima. Bagaimana sekolah melahirkan murid-murid yang tidak saja cerdas secara akademik tetapi juga santun secara moral. Ini menjadi prioritas utama. Berbudi dan Berprestasi sebagai tagline sekolah harus mewujud dalam keseharian. Imbasnya, sekolah harus berbenah. Selalu berbenah. Continue reading “Sekolah adalah Guru”

Fa Firru Ilallah

 

Judul Buku         : Secrets of Divine Love

Penulis                : A. Helwa

Alih Bahasa        : Marlina dan Arif

Penerbit             : PT Elex Media Komputindo

Tahun terbit       : 2021

Tebal                   : 400 halaman

 

Judul resensi ini saya ambil dari penggalan Surat Adz Zariat ayat 50. Fa firru Ilallah, berlarilah pada Allah. Saya rasa judul tersebut sangat mewakili isi buku Secrets of Divine Love ini. Buku yang akan membawa pembacanya menemukan (kembali) jalan menuju Allah. Cocok bagi para pencari Tuhan. Pas bagi para pemburu ketenangan. Atau siapa pun yang ingin meraih kematangan spiritual.  Bahkan untuk sekadar menyegarkan jiwa. Memberi jeda pada dunia yang sibuk dan terburu-buru. Continue reading “Fa Firru Ilallah”

Ayo Jadi Guru

Sekelompok guru sedang mengikuti Rapat Koordinasi Persiapan Lokakarya 7

Dunia sedang kekurangan guru. Dalam Global report on teachers: What you need to know  (https://www.unesco.org/, 22/2/24) disebutkan bahwa ada kebutuhan mendesak sebanyak 44 juta guru sekolah dasar dan menengah di seluruh dunia pada tahun 2030.  Mencakup permintaan tujuh dari sepuluh guru di tingkat sekolah menengah dan kebutuhan untuk menggantikan lebih dari separuh guru yang meninggalkan profesinya. Laporan tersebut adalah hasil kolaborasi antara UNESCO dan Satuan Tugas Internasional tentang Guru untuk Pendidikan 2030. Continue reading “Ayo Jadi Guru”

Warisan bagi Para Pemimpin

Judul Buku: Titik Terang Kepemimpinan

Penulis      : Shakib Abdullah Allauw

Tebal          : 138 + xxii halaman

Cetakan     : 1, Juni 2024

Buku berjudul Titik Terang Kepemimpinan ini ditulis oleh Shakib Abdullah Allauw, Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Al Hikmah Surabaya. Ustaz Shakib, beliau biasa dipanggil berhasil membagi pengalamannya sebagai seorang pemimpin dalam bentuk tulisan. Tulisan akan melintasi batas ruang dan waktu. Sebuah legacy yang tak ternilai harganya.

Dalam ‘Kata Pengantar’ di buku ini, Prof. Dr. Ir. K.H. Mohammad Nuh, DEA bahkan menuliskan: “Keunggulan peradaban selalu ditandai dengan kuatnya budaya tulis, untuk itu tidak ada pilihan lain bagi kita, kecuali menjadikan budaya tulis sebagai gerakan, terutama para ‘scholar’ untuk memperkaya khazanah pemikiran untuk membangun peradaban yang unggul.” (hal.v)

Ustaz Shakib memilih jalan itu. Berkontribusi dalam membentuk pemimpin berkarakter. Pemimpin yang tidak saja cerdas, tapi juga berintegritas. Tidak saja saleh secara sosial tapi juga kuat secara transendental.

Buku ini istimewa. Perpaduan antara ilmu dan pengalaman. Pengetahuan dan jam terbang. Konsep dan praktik. Mengupas hal global sekaligus membedah detailnya.  Menyisir ranah-ranah strategi taktis. Sangat loman memberikan tips and tricks dalam mengelola tim dan berkomunikasi. Sangat pas sebagai panduan untuk mengembangkan potensi dan keterampilan dalam memimpin.

Konten buku ini terdiri dari 51 judul tulisan. Masing-masing tulisan tidak terlalu panjang tapi juga tidak terlalu pendek. Pada bagian akhir tulisan dilengkapi dengan ilustrasi yang merangkum poin penting. Seolah-olah memberikan jeda bagi pembaca untuk mengikat insight. Merefleksi diri sebelum melangkah ke tulisan berikutnya. Didukung oleh bahasa yang lugas, ringan, dan renyah menjadikan buku ini mudah “dikunyah”.

Pemimpin Berkarakter

Ustaz Shakib sangat peduli dengan akhlak. Seorang pemimpin harus memiliki akhlak yang baik. Pada tulisan ‘Seperti Air’ pembaca diingatkan agar selalu menghormat pada guru selain pada orang tua. Guru telah mewariskan nilai-nilai dalam hidup kita. Orang tua telah membimbing kita sejak kecil. Menunjukkan mana yang baik mana yang tidak. Mana yang harus dilakukan mana yang harus ditinggalkan. ‘Faktor Penting di Masa Kecil’ ini juga menjadi modal bagi pemimpin berkarakter. Pemimpin berkarakter akan lahir dari orang tua berkarakter.

Akhlak yang baik juga harus diterapkan pada orang-orang di tempat kita bekerja, tim work kita. Menurut beliau, untuk menjadi pemimpin yang berkarakter cukuplah Rasulullah Muhammad saw sebagai rujukan. Sifat-sifat siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabliq (bisa berkomunikasi dengan baik), dan fathonah (cerdas) harusnya menjadi pondasi bagi para pemimpin dalam berkarya.

Ustaz Shakib sangat detail. Bahkan yang menurut sebagian besar orang termasuk urusan kaleng-kaleng- meminjam bahasa anak muda sekarang- juga diperhatikan. Dalam tulisan berjudul ‘Receh tapi Ampuh’ disebutkan bagaimana seorang pemimpin harus menghafal nama setiap orang dalam timnya. Sesuatu yang sederhana namun bagi yang memiliki nama tersebut pasti akan merasa dihargai-diorangkan. Ternyata pimpinan ingat nama saya. Mungkin begitu di benaknya.

Selain mengingat nama, relasi sosial dengan karyawan di level bawah pun diajarkan di buku ini secara gamblang. “Cara paling mudah minta tolong belikan makan, uang kembaliannya diberikan. Atau bahkan langsung memberikan tanpa syarat.” Pembaca bisa mendapatkan hal ini di tulisan berjudul ‘Menunjukkan Empati’. (hal.53)

Jam terbang sebagai pemimpin yang cukup panjang memungkinkan ini semua. Growth mindset yang dimiliki Ustaz Shakib melengkapinya. Menurut beliau ada dua faktor penting bagi seorang pemimpin. Pertama, wawasan. Pemimpin harus cerdas. Ia harus memiliki jiwa pembelajar sejati. Tidak berhenti belajar meski sudah berada di posisi puncak. Ilmu Allah tidak akan habis untuk dipelajari. Kedua, jam terbang. Pengalaman. Tidak bisa dipungkiri, faktor ini juga menjadi penentu karakter seorang pemimpin dalam mengelola tim, mengambil keputusan.

Sebagai seorang pemimpin, hal krusial lain yang harus dilakukan adalah menyiapkan penerusnya. Bagaimanapun juga, tidak selamanya pemimpin akan terus memimpin. Akan tiba masanya mereka mendapat amanah lain. Bisa jadi dimutasi ke bagian lain, dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi. Bisa juga karena sudah sampai masa pensiun. Sehebat-hebatnya sebuah masa kepemimpinan, jika tidak ada penerusnya, maka lembaga tersebut tidak memiliki generasi penerus. (hal.76)

Saya jadi teringat buku karya Liz Wiseman yang berjudul Multipliers. Bagaimana seorang pemimpin bisa mengeluarkan potensi terbaik setiap orang yang dipimpinnya. Anggota tim merasa percaya diri, berani menelurkan ide-ide baru dan mendorong perubahan serta inovasi organisasi. Ini bekal kaderisasi, regenerasi. Seorang pemimpin yang baik mampu meng-kloning, menduplikat, melahirkan pemimpin-pemimpin baru yang setidaknya berkualitas sama dengan dirinya.

Ternyata, sudah terlalu banyak yang saya spill dari buku ini. Tak elok rasanya. Saya harus membiarkan pembaca menikmati kalimat demi kalimat untuk mendapatkan mutiara kepemimpinan. Terima kasih Ustaz Shakib atas ilmunya. Barakallah umurnya. Barakallah ilmunya. Selamat atas peluncuran bukunya.

Oya, jika Anda termasuk yang mendapatkan buku ini, saya ucapkan selamat. Anda mendapatkan warisan yang tak ternilai harganya.

 

Sidoarjo, 12 Juli 2024

Buku sebagai Self-Reward

Judul Buku: Wanita Teladan

Penulis: Nur Cholis Huda

Editor: Nur Fathoni

Penerbit: Kanzun Books

Tebal: 103 hal

Terbit: Maret 2024

Saya mendapat hadiah buku ini dari pimpinan saya, kepala sekretariat YLPI Al Hikmah Surabaya. Beliau mendapatkannya dari tamu Universitas Muhammadyah Sidoarjo (UMSIDA) yang berkunjung ke yayasan beberapa waktu lalu.

Buku berjudul Wanita Teladan ini ditulis oleh Nur Cholis Huda, tokoh Muhammadyah Gresik. Tepatnya penasehat pimpinan wilayah Muhammadiyah Jawa Timur periode 2022-2027. Yang istimewa adalah ini buku ke 22 yang ditulisnya. Penulis ini mempunyai kebiasaan baik. Menerbitkan buku setiap bulan Ramadan sebagai wujud syukur atas semua karunia Allah Swt. Continue reading “Buku sebagai Self-Reward”

Belajar Menulis Antologi

 

Saya tidak bisa mengikuti pelatihan RVL Batch 3 kemarin sore, Senin (11/3/24) karena sedang ziarah kubur. Ritual tahunan bagi masyarakat muslim pada umumnya menjelang Ramadan. Untunglah teknologi memudahkan semuanya saat ini. Saya masih bisa menyaksikan agenda pelatihan tersebut. Di antara rinai hujan subuh, saya menikmati isi pelatihan tersebut. Sekaligus me-recharge pengetahuan terkait antologi. Ini saya sematkan link-nya di sini: https://www.youtube.com/watch?v=DdQCF_AqMA4 Continue reading “Belajar Menulis Antologi”

Kejutan

Resolusi saya di awal tahun adalah meminta pada Allah Swt agar menjadikan saya manusia adaptif. Mudah menyesuaikan diri terhadap takdir yang sudah digariskan. Kejutan-kejutan yang sudah disiapkan Yang Maha Memberi Kejutan. Tujuannya agar saya tidak terlalu bergembira jika mendapatkan kebahagiaan. Tidak terlalu bersedih jika mendapat kemalangan. Sedang-sedang saja. Tenang dan tetap berpikir jernih terhadap semua persoalan. Selalu ingat bahwasannya Allah itu dekat. Continue reading “Kejutan”

Ustad Sigit Wiyono, Guru yang Tak Pernah Lelah Belajar

Ustad Sigit Wiyono. Dok. pri Ustad Sigit

Rasa-rasanya tidak salah jika kita sematkan gelar di atas kepada Ustad Sigit Wiyono, S.Pd.  guru kelas 6 SD Al Hikmah Surabaya. Pasalnya, guru yang satu ini memang tidak pernah lelah belajar. Guru Bahasa Inggris yang mulai mengabdi di Al Hikmah sejak 2005 ini selalu meng-upgrade diri. Berbagai kegiatan pengembangan diri dilakukan untuk meningkatkan kompetensinya sebagai guru.

Bagi Ustad Sigit, mengembangkan diri menjadi sebuah keharusan agar guru selalu up-to-date. Artinya, guru mampu menyajikan pembelajaran terkini sesuai dengan kodrat zaman. Tujuannya agar para siswa mendapat layanan pendidikan terbaik sehingga mereka mampu survive di zamannya. Continue reading “Ustad Sigit Wiyono, Guru yang Tak Pernah Lelah Belajar”

Menulis dengan Kalimat Pendek

https://www.goodreads.com/book/show/24984825-kalimat-jurnalistik

Dua pekan lebih saya mengamati berita yang dikirim para humas di website Al Hikmah (https://alhikmahsby.sch.id/).  Senang sekali melihat semangat teman-teman mengisi konten website. Rata-rata humas mengunggah 1-7 berita dalam sepekan terakhir ini. Panjang berita yang dikirim antara 100 sampai 300 kata. Terbagi dalam tiga sampai empat paragraf. Saya melihat unsur-unsur dasar berita sudah ada di dalamnya. 5W plus 1 H.

Namun demikian,  saya menemukan masih banyak di antara tulisan tersebut menggunakan kalimat-kalimat panjang. Bahkan ada yang sampai memisahkan kalimat-kalimat panjang tersebut dalam tiga tarikan nafas. Alias tiga tanda koma. Ini masih mending. Ada kalimat yang panjang tak berjeda. Untuk membacanya, saya sampai terengah-engah. Kehabisan napas. Continue reading “Menulis dengan Kalimat Pendek”