Pendidikan dan Perubahan

Video dokumentasi lokakarya 0 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2 Surabaya Kelas #20— Bisa dilihat  https://www.youtube.com/watch?v=tlI34QqdwHg&t=32s

Pendidikan adalah tempat bersemainya benih-benih kebudayaan. Kebudayaan ini akan mewujudkan sebuah peradaban. Dengan bahasa sederhana bisa kita katakan bahwa tugas guru tidak berhenti sebatas mentransfer informasi,  membersamai siswa, dan menuliskan nilai di akhir pembelajaran tetapi jauh lebih dalam dari itu.  Membentuk peradaban.

Itulah salah satu filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD) yang saya pelajari saat ini. Sebagai guru, terus terang saya malu baru kali ini mengakrabi pemikiran Bapak Pendidikan Nasional kita itu. Barangkali, kalau tidak tergabung dalam Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) ini saya tidak tergugah mempelajarinya. Saya yakin, saya bukan satu-satunya guru yang merasakan hal ini. PPGP ini menumbuhkan sebuah kesadaran baru akan arti pendidikan. Untunglah, saya bisa ikut terjaring dalam kesadaran berjamaah ini.

Dari perspektif ekologis, nature vs nurture, menurut KHD, pendidikan ini hanya bisa menuntun. Ia menganalogikan pendidik itu sebagai petani. Ia hanya dapat menuntun tumbuhnya padi. Merawatnya sejak benih, mengairinya, memupuknya, menyiangi dari hama, dan sebagainya. Meskipun ia bisa mengkondisikan pertumbuhan padi tetapi ia tidak bisa mengganti kodrat padi menjadi jagung, misalnya.

Perlu tidaknya pendidikan sama dengan perlu tidaknya dengan pemeliharaan tanaman. Ibarat sebutir biji jagung dengan kualitas baik, jatuh di tanah dengan kondisi baik, banyak air, cukup sinar matahari maka pemeliharaan pak tani akan menambah baiknya pertumbuhan biji jagung tersebut. Kalau tidak dirawat dengan baik, kondisi tanahnya tidak baik, kekurangan air dan tidak cukup sinar matahari maka biji jagung dengan kondisi baik tersebut tidak akan tumbuh dengan baik.

Sebaliknya, biji jagung dengan kondisi yang kurang baik tetapi mendapat pemeliharaan penuh pak tani maka akan tumbuh lebih baik dibanding dengan biji dengan kondisi kurang baik lainnya yang tidak mendapat perawatan.

Itulah pendidikan. Menuntun bukan mengisi karena sesungguhnya setiap anak sudah dibekali dengan potensinya masing-masing. Guru, harus jeli dan pandai melihat potensi anak didiknya. Ia tidak bisa memaksakan hal yang seragam pada setiap anak di kelasnya.

 

Perubahan

Semua di dunia ini mengalami perubahan. Tidak ada yang kekal kecuali perubahan itu sendiri. Ibarat sistem tata surya, semua planet bergerak di orbitnya. Mereka pun bergerak mengitari matahari. Kalau sedetik saja mereka berhenti tentu akan terjadi chaos- kekacauan.

Begitu juga pendidikan. Ia harus bergerak mengikuti zaman. Guru harus bergerak menciptakan kemajuan. Guru yang tidak bergerak akan tergilas oleh zaman. Apa yang diajarkan akan menjadi hal aneh yang akan diterima anak didik.  Lebih dari itu, ia mendolimi anak didiknya karena yang diberikan hanya informasi basi.  Yang itu-itu saja. Yang tidak akan terpakai di zaman anak ketika mereka dewasa. Muspro bahasa Jawanya.

Maka kawan, ayolah bergerak. Bersikaplah terbuka terhadap perubahan. Berkontribusilah pada dunia pendidikan, tempat kita beramal. Dengan demikian, kita sudah andil menyemai kebudayaan mencipta peradaban. Banyak-banyaklah membaca fenomena. Bergabung ke dalam komunitas-komunitas yang mencerahkan. Jangan diam di tempat karena sudah merasa gagah.

Sidoarjo, 22 April 2021

2 Replies to “Pendidikan dan Perubahan”

Leave a Reply

Your email address will not be published.