Teaching is not what I do. It’s who I am

source: bbc.com

Mengajar bukan pekerjaan saya. Itulah jati diri saya. Kutipan yang saya jadikan judul tulisan ini adalah kicauan Dr. Jill Biden di twitternya bulan Agustus lalu. Siapa Jill Biden? Dialah istri Presiden Amerika Serikat terpilih saat ini– Joe Biden yang akan disahkan pada 20 Januari mendatang. Ibu negara yang satu ini sangat istimewa. Meskipun nantinya menjadi first lady, ia bersikukuh akan tetap mengajar.

“Mengajar adalah hal yang penting. Saya ingin supaya orang-orang menghargai guru,  mengetahui kontribusi mereka,  dan untuk meningkatkan profesi mereka, “ ujarnya dalam sebuah wawancara dengan CBSNews. Tampaknya hal ini bukan isapan jempol belaka. Sewaktu suaminya masih menjabat sebagai wakil presiden di era Obama, Dr. Biden tetap mengajar di Community College. Tak heran sebenarnya karena ia mengidentifikasi dirinya sebagai lifelong educator alias guru seumur hidup dalam profil twitternya.

Mengajar telah menjadi ruh baginya. Bukan hanya secara fisik tapi juga maknawi. Karena kegigihan prinsipnya itu, sejarawan Katherine Jellison, seorang profesor di Ohio University yang meneliti tentang  first ladies mengatakan bahwa Dr. Biden  akan menjadi satu-satunya ibu negara yang mempunyai  pekerjaan tetap dan bergelar doktoral. (https://www.cbsnews.com/, 7/11/2020)

Saat ini, Dr. Biden adalah full-time English professor di Northern Virginia Community College. Ia mengajar Writing sejak 2009. Wanita berusia 69 tahun ini menghabiskan puluhan tahun hidupnya sebagai guru. Mulai dari guru di sekolah menengah umum sampai di rumah sakit jiwa khusus remaja. Mulai dari bergelar sarjana, doktor, sampai sekarang profesor. Saking cintanya pada profesinya, saat konvensi kandidat presiden lalu,  Dr. Biden melakukan orasinya di ruang kelas lamanya di Sekolah Menengah Brandywine Delaware. Dia mengajar bahasa Inggris di sekolah itu dari tahun 1991 hingga 1993.

Selain itu,  ia memiliki concern yang besar terhadap peningkatan kualitas perguruan tinggi yang kurang populer, mengadvokasi keluarga tentara, dan meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya pencegahan kanker payudara.

Pada 5 Juni 2012 ia menerbitkan buku anak berjudul Don’t Forget, God Bless Our Troops. Buku itu terinspirasi dari cucu perempuannya—Natalie. Dr. Biden menulis dari sudut pandang seorang anak yang harus melepas ayahnya ke medan perang. Isinya tentang kebanggaan seorang anak atas tugas sang ayah meski harus menahan kerinduan yang sangat. Meskipun ia bisa berkomunikasi dengan sang ayah melalui laptop namun tetap tidak ada yang menggantikan kehadiran ayah di rumah.

Sebagai sesama guru, saya penasaran kira-kira seperti apa komentar murid atau mahasiswanya pada guru yang satu ini? Dr. B, begitu dia biasa dipanggil mendapat rating 3,8 dari 5. Beberapa komentar menyebutnya sebagai tough grader, bahasa gampangnya untuk mencapai nilai tinggi di kelasnya cukup sulit. Butuh kerja keras. Butuh usaha yang sangat ekstra. Namun banyak juga yang melabelinya sebagai dosen yang menginspirasi,  memuji kemampuannya dalam menyeimbangkan jadwal padat kampanye dan kehidupan akademisnya dalam hal ini mengajar. Sebanyak 55% siswanya merekomendasikan akan mengambil kelasnya lagi. (https://www.washingtonian.com/, 10/11/2020)

Sebelum menikah dengan Joe Biden, Dr. Biden pernah menikah dengan seorang pemain sepak bola namun pernikahannya kandas. Joe Biden sendiri pernah menikah dan memikili 3 anak namun istrinya meninggal bersama anak bungsunya dalam sebuah kecelakaan mobil. Dr. Biden menjadi baby sitter bagi kedua anak Joe Biden. Saat itu, ia masih mahasiswa tingkat akhir.

Kedua anak Joe Biden sangat menyayanginya. Joe merasa telah menemukan pengasuh yang tepat bagi anak-anaknya. Ia pun jatuh cinta. Usia mereka terpaut jauh, sekitar 9 tahun. Namun rupanya tidak semudah itu. Joe Biden harus berusaha ekstra keras menundukkan hati Dr. Biden yang sudah traumatis terhadap pernikahan. Ia harus melamar sampai 5 kali sebelum akhirnya perempuan istimewa ini bersedia menerima lamarannya. Sungguh, sosok lelaki yang pantang menyerah. Tapi tahukah Anda, apa syarat yang diajukan Dr. Biden sebelum menerima pinangan lelaki ini?  Ia hanya minta diizinkan menjadi diri sendiri. Salah satu wujudnya: mengajar.

Singkat cerita mereka berdua menikah di tahun 1977 dan dikaruniai seorang putri. Sesuai janjinya, Joe Biden tetap mengizinkannya mengajar sampai sekarang. Jiwa sebagai guru mewarnai kehidupan pernikahan mereka yang membawa Joe Biden pada impian masa kecilnya: menjadi Presiden Amerika Serikat.

Di balik laki-laki sukses pasti ada perempuan hebat. Dan perempuan hebat  di balik kesuksesan Joe Biden adalah seorang guru. Guru yang merasa mengajar itu bukan sebuah pekerjaan tapi sudah menjadi jati dirinya.

Sidoarjo, 14 November 2020

8 Replies to “Teaching is not what I do. It’s who I am”

  1. Semoga true story yang luar biasa ini bisa menjadi inspirator bagi para guru di Indonesia.
    Dr. Jill Biden sosok yang punya kepribadian luar biasa, tangguh diluar dan tangguh di dalam, tangguh lahirnya tangguh bathinnya.
    Selamat atas keberhasilan2 ibu, I have a golden dream, some times in the future you will have time to visit guru2 Indonesia, which is not less than 3 million persons,not only superior in quantity but many many of them are superior militant fighter teachers .
    You will be surprise ,so please come to see us

  2. Untuk semua yang berprofesi sebagai guru semangattttt…..semoga kita termasuk wanita hebat dibalik kesuksesan suami serta anak-anak dan menjadi guru yang inspiratif.

Leave a Reply to hernawati Cancel reply

Your email address will not be published.