Literasi Tiada Henti

Para pegiat literasi dan buku hasil karyanya. Saya tidak ada karena saya yang motret. Hehehe

Tergabung dalam sebuah komunitas bagi seorang penulis adalah hal yang sangat penting. Di dalam komunitas, kita tumbuh dan berkembang.  Saling belajar. Saling mengisi. Saling menyemangati.  Paling tidak,  saling mengintip.  Jangan berpikiran negatif dulu. Mengintip apa yang dilakukan teman dalam proses kreatif menulisnya. Mengintip “gosip-gosip intelektual” di grup. Mengintip ide-ide kreatif yang tak jarang memunculkan komentar: kok bisa ya menulis seperti itu? Continue reading “Literasi Tiada Henti”

Literasi di Tengah Pandemi

Pentingnya literasi sudah tidak ada yang membantah lagi. Beberapa tahun terakhir ini geliatnya cukup terasa. Program-program digulirkan baik oleh Kemdikbud, organisasi profesi, organisasi nirlaba, maupun sekolah-sekolah.  Sebut misalnya Gerakan Literasi Nasional (GLN), Gerakan Literasi Sekolah (GLS), dan Gerakan Literasi Keluarga (GLK). Semua bertujuan menumbuhkan minat baca, syukur-syukur bisa merambah ke minat tulis. Kita mengenal produk-produk seperti Satu Guru Satu Buku (Sagusabu), ada yang menyebutnya Sagusaku, Satu Siswa Satu Buku (Sasisabu) dan sejenisnya.

Di era pandemi seperti saat ini akses anak-anak ke buku (bacaan non teks) menjadi berkurang karena mereka harus belajar di rumah. Mereka tidak bisa mengakses perpustakaan. Kalau biasanya saat istirahat bisa membaca buku, sebelum pulang sekolah meminjam buku, sepertinya kesempatan itu menjadi langka. Padahal, bagi beberapa anak membaca itu sebuah kegiatan selingan, refreshing dari jam belajar yang padat. Pada beberapa anak yang lain, membaca adalah kebutuhan. Continue reading “Literasi di Tengah Pandemi”