Mungkin aku terlalu parno.
4D Theater, A Very Late Post
Abi memesan 4 tiket untuk nonton film 4D. Aku sebenarnya bertanya-tanya dalam hati, apa bedanya bioskop 3 dimensi dan 4 dimensi ini. Per tiket 15 ribu rupiah. Aku lupa judul filmnya. Yang pasti film anak-anak, film kartun. Kalau tidak salah tentang petualangan Billy, seekor burung. Setelah menerima tiket, segera kami menuju gedung bioskopnya. Petugas penjaga pintu memberi kami kaca mata khusus untuk menonton film jenis ini. Keseluruhannya berwarna hitam.
Stasiun Malang Kota Baru
Banyak orang berjualan di sisi kanan dan kiri pintu ini. Di depannya tempat parkir sepeda motor. Agak ke depan rupanya terminal sementara. Banyak angkutan kota mangkal di situ. Kata abi, itu lin DPL. Angkot itu menuju ke terminal Landungsari. Dari Landungsari, ada lin lagi menuju ke Dau. Continue reading “Stasiun Malang Kota Baru”
Naik Kereta Api
Kumis
“Kobongan”
Di shaf pertama
Sandalku…
Hari Ahad, 2 September 2018 KP kedua. Seperti biasa, kami merencanakan berangkat hari Sabtu malam agar bisa bermalam di sana. Untuk KP kedua ini sebenarnya abi sudah mengantongi tiket KA. Sayang, jam keberangkatan yang terlalu malam—20.30 membuat kami berubah pikiran. Kami menggunakan moda bus untuk kedua kalinya. Tidak mengapa. Toh, bulan lalu perjalanan lancar jaya. Bus yang kami tumpangi bagus, bersih, dan kursinya besar. Ruang kaki juga lebih lebar.
Ba’da Salat Lail di Batu
Alhamdulillah.
Entah alarm milik siapa yang meraung-raung. Aku terbangun. Kugesekkan jemari ke layar handphone untuk mencari tahu jam berapa sekarang. Ternyata pukul 02.46. Sebentar lagi pukul 3 dini hari. Pasti anak-anak akan dibangunkan untuk salat lail.
Segera aku kumpulkan kekuatan menuju ke kamar mandi. Ternyata di kamar mandi penginapan ini sudah antri seorang ibu. Ada lagi seorang ibu membawa tas kresek berisi pakaian menuju masjid. Penginapan walsan putri terletak tepat di samping masjid. Continue reading “Ba’da Salat Lail di Batu”
KP pertamaku
KP adalah kependekan dari kunjungan panjang. Satu hari yang ditunggu-tunggu oleh semua wali santri (walsan). Apalagi emak-emak seperti aku.
KP ini berlaku sebulan sekali. Santri bisa diajak keluar bersama keluarga mulai
pukul 07.00 dan kembali maksimal pukul 17.00.
Beberapa walsan sudah booking kamar di Guest House yang ada di sekitar pondok. Dari grup walsan yang kuikuti harga penginapan tersebut bervariasi. Ada yang mulai 200 sampai 600 ribu. Tergantung fasilitas yang ditawarkan. Aku dan suami memutuskan untuk menginap di Guest House pondok yang
baru jadi. Harapannya, bisa ikut merasakan malam dan salat lail di sana. Humas pondok mengatakan kalau GH-nya sederhana. Bagi kami, tidak mengapa. Toh, tujuannya hanya menginap. Selain itu, kami ingin menikmati malam dengan kegiatan yang biasanya dikerjakan para santri.
agenda kerja seminggu ke depan. Semua cucian kuselesaikan di hari Jum’at.
Seragam kerjaku, milik suami, dan seragam anak-anakku sudah kucuci dan kujemur. Baju-baju rumah sudah dilipat. Stok makanan untuk anak yang kutinggal segera kusiapkan.
Perjalanan hari ini lancar. Kami mulai dari belanja kue-kue Salman di toko
langganan kami. Toko ini sangat lengkap. Sayang, piring yang kumaksud tidak
kutemukan. Akhirnya kami mencari di toko kedua. Alhamdulillah, setrika seharga 150-an segera berpindah tempat. Setelah merampungkan salat maghrib kami menuju ke Bungurasih.
selamat.
penginapan yang terpisah antarta walsan putra dan walsan putri. Kami tidak bersegera menuju penginapan. Kami menuju saung di samping masjid untuk makan nasi bungkus yang dibeli Abi di dekat Alfamart tadi. Hawa dingin segera menyapa kami.
pandangan, tampak ibu-ibu yang sudah terlelap terbungkus selimut. Para ibu yang menunggu bertemu sang buah hati. Beberapa di antara membawa anak kecil. Seperti diriku.
terlelap. Sementara aku masih belum mampu memejamkan mata. Kutulis catatan ini di keheningan malam yang beradu dengan suara dengkur.
