Dilema Etika vs Bujukan Moral (1)

source: https://unsplash.com/photos/TW_dKLcR8s4

Pekan ini kami belajar mengambil keputusan. Ini hal yang baru lagi bagi saya. Ternyata mengambil keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan itu ada ilmunya. Pernah kan kita berada dalam posisi bingung dalam menentukan sebuah keputusan? Nah ternyata kebingungan itu mengarahnya ke dua keadaan yaitu dilema etika dan bujukan moral?

Makanan apa lagi tuh?

Sabar. Dilema etika dan bujukan moral itu bukan jenis makanan. Mereka adalah sebuah kondisi atau keadaan yang mengharuskan kita memutuskan sesuatu tapi kita bingung. Sama-sama bingung tapi penyebab kebingungannya berbeda.

Contohnya seperti ini. Mbak Ummu Ayyubi ini sahabat saya, seorang guru yang kinerjanya sangat baik. Suatu hari ia mendapat telepon dari yayasan untuk mengikuti fit and proper test kepala sekolah karena kepala sekolahnya dimutasi ke sekolah lain. Beliau menyanggupi. Saat hari H ketika hendak berangkat ayahnya jatuh dan butuh pertolongan. Naaah… jika Anda sebagai Mbak Ummu Ayyubi ini, apa yang harus Anda lakukan?

Contoh kedua.  Adik saya-Kalila Fanani- seorang bendahara kegiatan di sekolahnya. Selepas sebuah acara ketua panitia mendekatinya. “Bu,  nanti kita makan-makan ya setelah penutupan panitia, “ katanya. Kalila kaget. Ia pun bertanya, “Makan-makan? Dananya dari mana, Pak?” Ketua panitia itu pun berkata “Pakai dana bos, Bu, “ kata ketua panitia enteng. Kalila bingung. Kalau Anda sebagai Kalila, apa yang akan Anda lakukan?

Kebingungan pertama ini dinamakan dilema etika. Artinya ada dua pilihan sulit. Dua-duanya sama benar. Keputusan mendatangi fit and proper test itu benar karena sudah berjanji menyanggupi. Keputusan menolong ayah yang jatuh juga benar karena kewajiban anak terhadap orang tua.

Sementara itu, kebingungan kedua itu namanya bujukan moral. Artinya ada dua pilihan tetapi benar vs salah. Merayakan keberhasilan adalah benar namun karena uang yang dipakai itu dana bos dan peruntukan dana bos itu bukan untuk selebrasi menjadi keputusan yang salah jika Kalila meng-iyakan apa kata ketua panitia.

Sampai di sini sudah jelas?

Ayo, mana yang lebih sulit, dilema etika atau bujukan moral? Kalau saya sih dilema etika lebih sulit. Misalkan waktu masih gadis, kita dilamar oleh dua orang pemuda.  A dan B. Kedua-duanya baik, solih, cakep, pintar, dan semua kebaikan yang ada pada lelaki. Nah, pemuda yang mana yang akan dipilih? Itulah dilema etika. Sulit kan? Hahahah….(Tapi kalau ada yang bilang bujukan moral lebih sulit ya nggak pa-pa. Nggak ada yang maksa.)

Pastinya kita akan menimbang-nimbang beberapa hal sampai akhirnya menjadi sebuah keputusan final. Nah, pertimbangan-pertimbangan itu ternyata ada ilmunya. Ada 4 paradigma untuk menganalisa dilema etika ini.

Pertama, Individu vs masyarakat.  Artinya pilihan sulit itu karena ada kebenaran untuk kepentingan pribadi namun juga kepentingan masyarakat. Yang dimaksud kepentingan pribadi ini bisa juga kepentingan sekelompok kecil orang dibanding kelompok yang lebih besar. Yah, contohnya Mbak Ummu Ayyubi tadi.  Di satu sisi harapan yayasan ia menjadi pimpinan sekolah yang kebermanfaatannya lebih luas namun di sisi lain ia harus menolong sang ayah.

Kedua, rasa keadilan vs rasa kasihan. Keadilan di sini lebih pada aturan tertulis. Apakah kita harus kukuh mentaati semua aturan tertulis yang sudah ada atau sedikit membelokkan karena ada sisi humanis yang menyentil kita.

Ketiga, kebenaran vs kesetiaan. Kalau di lms guru penggerak itu dicontohkan tentara atau mata-mata yang tertangkap.  Dalam kondisi seperti ini apakah kita akan mengatakan keberadaan teman kita atau kita junjung loyalitas kita setinggi-tingginya.

Keempat, jangka pendek vs jangka panjang. Kalau ini relatif lebih mudah diamati. Contohnya Mbak Ummu Ayyubi tadi saat memutuskan datang di fit and proper test berarti ia sudah memikirkan jangka panjang.

Sepertinya ini dulu ya. Sudah panjang. Semoga besok bisa saya teruskan lanjutannya sehingga bisa membantu saat menghadapi dilema etika.

See you soon.

 

Sidoarjo, 8 September 2021

One Reply to “Dilema Etika vs Bujukan Moral (1)”

Leave a Reply

Your email address will not be published.