Berbagi Aksi Nyata

Tampilan Berbagi Aksi Nyata di LMS Pendidikan Guru Penggerak

Kegiatan saya agak longgar hari ini. Setelah menyelesaikan raker Tim Pengembang SMP Al Hikmah Surabaya kemarin saya masih harus menyelesaikan beberapa hal terkait kelas internasional. Tahun ini sekolah saya membuka layanan kelas internasional sebagai jawaban atas kodrat alam dan kodrat zaman. Borderless country – negara-negara nyaris tak berbatas. Ruang dan waktu. Apa yang terjadi beribu-ribu mil dari tempat tinggal kita bisa kita saksikan seolah-olah ia terjadi di lingkungan sekitar kita. Tepat di depan mata kita. Pada waktu yang sama. Exactly.

Selesai mengkoordinasikan beberapa hal dengan tim kelas internasional, saya membuka-buka LMS Pendidikan Guru Penggerak. Refreshing. Saya buka modul 1.4. tentang budaya positif. Tepatnya pada bagian Berbagi Aksi Nyata. Saya ini orangnya senang belajar. Karakter kuat saya adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Bahasa kerennya kepo… hahaha.

Mengapa saya katakan keren? Ya, karena  ada yang bilang kepo itu singkatan dari Knowing Every Particular Object. Gampangnya, tahu segala sesuatu sekecil-kecilnya.   Pengamat bahasa-salah satunya Ivan Lenin–tidak setuju dengan itu. Knowing itu artinya tahu. Berbeda dengan want to know atau ingin tahu.  Menurutnya, kepo itu lebih tepatnya diserap dari bahasa  Hokkian. Bahasa Singlish (Singaporean English) sering memakai kosa kata Kay Po atau Kay Poh untuk menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi. Biasanya mereka menyingkatnya dengan KPO. Contoh yang sering digunakan seperti ini:

Don’t be so kay poh le…

Bahasa Surabayanya ojok kepo-kepo reek…

Lah.. saya kok jadi bahas kepo. Hahaha… Maaf… maaf.

Kembali ke aksi nyata di modul 1.4 ini. Jadi, guru penggerak diminta untuk melaporkan aksi nyata yang dilakukan di sekolah. Sebuah kegiatan yang mempunyai daya ubah bagi sekolah dan komunitasnya.

Saya membaca satu demi satu karya mereka (kecuali yang terkunci). Memberikan komen di sana sini. Saling menyemangati. Saling menguatkan. Mengapa saya melakukan ini? Pertama, karena tugas guru penggerak  ternyata tidak sedikit dan tidak mudah. Kalau tidak saling berbagi semangat, saling memotivasi mungkin akan prothol di tengah jalan. Kedua,  blog walking ini saya lakukan karena memang saya ingin belajar dari mereka. Yaa… hitung-hitung memenuhi jiwa kepo saya tadi. Mencari inspirasi. Ketiga, seperti yang saya tulis di atas, refreshing sambil merasakan efek vaksin kemarin yang sedang bekerja di tubuh saya. Meriang.

Karya teman-teman sangat beragam. Ada yang bergerak di ranah pembelajaran. Contohnya, bagaimana memberikan layanan pembelajaran jarak jauh di era pandemi. Ada yang lebih khusus lagi,  bagaimana menyiapkan siswa kelas XII untuk SBMPTN dengan Bimbel Merdeka. Ada yang mengangkat pembentukan karakter. Bagaimana membangun kesepakatan kelas sebagai bagian dari budaya positif sekolah. Ada lagi yang mengekspose kegiatan ekstra kurikuler, bagaimana menggelar kreasi siswa, menghargai kreativitas siswa meskipun dalam pembelajaran online.  Ada yang mengangkat tema lingkungan. Bagaimana memanfaatkan bunga sepatu dan bunga telang yang ada di sekolah, bagaimana mengurangi sampah plastik dengan beralih ke kertas bekas Reduce the plastic, Reuse the paper untuk menyebut beberapa. Saya sendiri mengembangkan kelas internasional sebagai aksi nyata saya. Saya sangat mengapresiasi karya teman-teman. Mereka sangat kreatif.

Aksi nyata yang kami lakukan tersebut tentu saja tidak bisa kami lakukan sendiri. Kami harus berkolaborasi dengan semua warga sekolah. Kepala sekolah dan manajemen lainnya, teman sejawat, siswa, wali murid, staf dan karyawan sekolah. Semuanya harus bergerak untuk berubah. Meminjam istilah Ustad Doni—mantan wakasis SMP Al Hikmah Surabaya yang sekarang menjadi Kepala SMP Al Hikmah Boarding Batu—Obah Kabeh Oleh Akeh (OKA OKE). Terima kasih atas supportnya.

Tak lupa terima kasih juga kami sampaikan kepada para instruktur yang telah berbagi ilmu, para fasilitator yang telah memfasilitasi kami dalam belajar. Khususnya fasilitator kami di kelompok 20–Ibu Anastasia Moertodjo, dan para pengajar praktik–Bapak Mifta Churohman dan Bapak Puguh Handoyo–yang telah mendampingi kami dalam melakukan aksi nyata. Semoga kita selalu sehat dan barakah umur kita sehingga bisa berbagi kebermanfaatan. Aamiin.

 

Sidoarjo, 4 Juli 2021

8 Replies to “Berbagi Aksi Nyata”

Leave a Reply

Your email address will not be published.