
Pertanyaan ini muncul dari salah satu Calon Guru Penggerak (CGP) pada acara Bimbingan Teknis Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) Angkatan 2 beberapa waktu silam.
“Ya, melahirkan saja. Jangan ditunda,” jawab pemateri enteng.
***
Pemateri itu bernama Slamet Supriyadi. Biasa dipanggil dengan Pak Didik. Widyaiswara ahli madya tersebut memaparkan presentasinya pada acara BimTek PPGP Angkatan 2 yang diselenggarakan oleh PPPPTK PKn-IPS, Kamis 8 April 2021 lalu secara online. Bimtek yang dihadiri para CGP Jawa Timur itu digelar dengan suasana yang gayeng.
Materi yang disampaikan oleh koordinator fasilitator PPGP Angkatan 2 sekaligus fasilitator PPGP Angkatan 1 tersebut adalah pengenalan Learning Management System (LMS). Informasi ini sangat penting bagi para CGP mengingat pendidikan yang mereka tempuh mayoritas dilakukan secara online. Dibutuhkan keterampilan tersendiri sekaligus kemandirian penuh. Pembelajaran berbasis andragogi, berbasis pengalaman, kolaboratif, dan reflektif.
Secara umum modul dalam PPGP terdiri dari tiga paket. Pertama, Paradigma Dan Visi Guru Penggerak. Di dalam paket ini membahas tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak, dan Budaya Positif Sekolah.
Kedua, Praktik Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid. Di dalamnya tentang Memenuhi Kebutuhan Murid berdasarkan Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembelajaran Sosial dan Emosional, serta Coaching.
Ketiga, Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengembangan Sekolah. Isinya tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, Pemimpin dalam Pengelolaan Pembelajaran, dan Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid.
Pembelajaran ketiga modul tersebut dilakukan melalui alur MERRDEKA. Akronim dari Mulai dari diri, Explorasi Konsep (yang dilakukan secara mandiri dan diskusi), Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata.
Pada kesempatan tersebut dilakukan demo pengisian LMS yang dipandu oleh pemateri. Beberapa CGP sangat antusias mengikuti demo tersebut. Hal ini tampak pada pertanyaan-pertanyaan yang muncul yang berasal dari rasa ingin tahu yang tinggi. Dengan telaten Pak Didik menjawab pertanyaan tersebut.
Di samping itu, muncul kekhawatiran dari peserta CGP begitu mengetahui padatnya jadwal belajar. Beberapa di antaranya berkeinginan mengundurkan diri. Namun, dengan sabar Pak Didik memberikan tips agar bisa melalui pendidikan tersebut. Di antaranya mengerjakan tugas sesuai yang dijadwalkan. Jangan molor. Karena kalau sudah tertunda maka tugas akan menumpuk. Luangkan waktu 1-2 jam sehari. Memang, manajemen waktu sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Ketika muncul pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini, Pak Didik dengan enteng menjawab karena memang tugas Guru Penggerak tidak boleh mengganggu tugas-tugas di sekolah. Apalagi mengganggu jadwal kelahiran jabang bayi. Kalau melahirkan ya melahirkan saja. Jangan ditunda gegara mengerjakan tugas di LMS. hehehe…
Selamat belajar kawan. Selamat bergerak untuk kemajuan negeri.
Sidoarjo, 17 April 2021.

Luar biasa. Semoga para peserta sukses mengikuti kegiatan sampai tuntas. Amin…
aamiin aamiin aamiin. matur nuwun bun doanya
Mantap … Dari para Guru Penggerak kelak lahir para instructional leadership handal yang memberikan warna pelangi indah pada dunia pendidikan Indonesia yang cemerlang ….
Masya Allah… matur nuwun pak Chris rawuhipun
Maaf, ingin tahu saja, adakah hasil survey yg valid bahwa guru penggerak telah mampu menaikkan kualitas pendidikan siswa maupun sekolah?