.. Hmmm…..Aku lali…

Seorang sahabat lama menghubungi saya beberapa pekan yang lalu. Meminta kesediaan saya untuk menjadi juri lomba story telling memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Saya menanyakan apa kegiatannya offline atau online. Ternyata offline. Sahabat saya ini menerangkan saat pelaksanaan sudah memperhitungkan protokol kesehatan. Jaga jarak dan memakai masker.

Acara dilaksanakan hari ini Rabu, 28 Oktober 2020 pukul 09.00 sampai selesai. Karena kantor juga terimbas cuti bersama maka saya mengiyakan amanah tersebut. Hitung-hitung berbagi ilmu. Setengah jam sebelum acara saya sudah sampai di tempat acara.

Lomba ini terbagi menjadi 2 kategori: SD dan SMP- SMA. Untuk anak-anak SD mereka menggunakan bahasa Indonesia sementara anak-anak SMP dan SMA berbahasa Inggris. Peserta SD ada sekitar 30-an dan SMP-SMA hanya ada 6 anak.

Ada 3 juri sebagai penilai. Satu juri saya kenal karena sealmamater, satunya lagi seorang akuntan yang ikut membantu mengajar di salah satu pondok pesantren di Sidoarjo.

Penilaian berdasarkan pada 3 kriteria utama yaitu materi dan alur kisah, metode, dan performa. Masing-masing bernilai 100 dan masing-masing juri menilai satu kriteria.

Kriteria pertama materi dan alur kisah skornya 100. Kebetulan saya menilai kriteria kedua yaitu metode. Di dalamnya ada keserasian urutan kisah, tata bahasa, dan diksi. Skor masing-masing 40,30, 30 total 100.
Di dalam kriteria performa ada etika dan bahasa tubuh, intonasi, dan properti. Masing-masing mempunyai skor 40,40, dan 20 total 100. Nilai dari ketiga juri nanti akan diakumulasi untuk menentukan pemenangnya.

Tepat pukul 9 acara dimulai. Peserta pertama segera memasuki panggung. Gadis cilik yang manis. Berjubah peach kombinasi biru muda. Jilbabnya senada, biru muda. Wajahnya tanpa riasan. Alami khas bocah. Ada face shield di wajahnya.

Dengan lantang ia ceritakan riwayat hidup Rasulullah Muhammad SAW sejak lahir hingga wafat. Lancar. Penonton segera bertepuk tangan saat ia menutup kisahnya. Saya memberikan nilai yang cukup tinggi untuknya.

Peserta kedua, ketiga, dan kesekian silih berganti memasuki panggung. Ada yang sangat lancar, ada yang lancar, ada yang terbata-bata, ada yang terdiam, menunduk, dan langsung meletakkan mikrofon di tempatnya. Semuanya ada kecuali satu: menangis. Sebagai juri, saya memakluminya. Bisa jadi anak-anak nervous sehingga alur bercerita tidak se- smooth ketika latihan misalnya.

Yang menarik adalah ketika seorang bocah lelaki sekitar kelas 2 atau 3 SD mendapat giliran tampil. Baju muslimnya berwarna orange. Ada slayer bernuansa putih melilit lehernya. Kepalanya tertutup peci berwarna senada.

Dengan gagahnya ia meraih mikrofon dan mengucapkan salam.

Assalamualaikum Warrahmatullahi wabarakatuhhhh…

Ternyata panitia dan para juri belum siap karena masa transisi dari peserta sebelumnya. Bel mulai pun belum dibunyikan.

Sebentar… dek… sebentar… ucap mbak MC

Nama saya…. ia tetap lantang melanjutkan kisahnya.j

Dek… sebentar.. berhenti sebentar ya.

Akhirnya dia berhenti. Setelah MC membolehkan memulai kisahnya, suaranya jadi lemah. Ia mengucap salam namun tidak segagah performa pertama. Saya ingin memberikan semangat: ayoo... tapi suara saya terhalang masker.

Setelah mengumpulkan kekuatan sedemikian rupa akhirnya ia berhasil mengisahkan kelahiran Rasulullah, menyebutkan nama ibu, ayah, kakek, paman dan beberapa peristiwa di kehidupan awal beliau. Hingga beberapa detik kemudian ia tampak kebingungan dan berhenti.

Tampaknya bocah ini berusaha sekuat tenaga mengumpulkan ingatannya. Rupanya belum berhasil hingga akhirnya ia membuka suara…

Hmmm… aku lali... sambil wajahnya menunjukkan kekecewaan yang sangat.

Lali temen aku… katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Penonton tertawa karena kepolosannya. Kami menunggu beberapa saat hingga waktunya pun habis. Tepuk tangan meriah mengirinya menutup salam.

Meskipun engkau lupa sayang, Insya Allah malaikat sudah mencatat kebaikan yang sudah kaulakukan. Membaca riwayat Nabimu, bersusah payah menghafalnya, dan membaginya pada khalayak ramai. Semoga kau beroleh syafaat baginda Rasulullah Muhammad SAW.

#Allahumma sholli ‘ala Muhammad…

Sidoarjo, 28 Oktober 2020

Leave a Reply

Your email address will not be published.