
Oleh Hernawati Kusumaningrum
Pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Meskipun demikian, sekolah tetap berlangsung. Di jam-jam sekolah, bukan lagi pemandangan aneh menyaksikan anak-anak duduk menatap layar laptop, HP, tablet, dan sebagainya. Mulanya tegak, kemudian sedikit bersandar. Mereka sedang melakukan Video Conference dengan gurunya. Beberapa menggunakan Zoom, Google Meet, Webex, dan sebagainya.
Sama. Bungsu saya juga demikian. Ia duduk di kelas 6 SD. Ketika video conference selesai, ia segera mengerjakan modul yang ada di web sekolahnya. Lebih tepatnya di Learning Content Management System (LCMS) sekolah. Sesekali ada juga tugas yang mengharuskannya membuka-buka buku secara manual, menggambar, mengerjakan proyek, dan seterusnya. Nah, biasanya posisi duduknya sudah berubah. Selonjoran atau bahkan tiduran. Alat tulis berserakan di sampingnya.
Sekitar pukul 10-an, ia beristirahat. Biasanya gadis kecil saya ini langsung ke dapur. Menuju meja makan, memastikan ada jajanan. Kalau tidak menemukannya, ia segera menginvestigasi isi kulkas, barangkali ada yang dimanfaatkan.
Kalau ada roti maryam, ia segera memasang penggorengan, memasukkan sedikit mentega dan memanaskannya. Ketika sudah matang ia segera mengangkat dan meletakkannya di atas piring. Ia sudah menyiapkan topping-nya. Kalau ia menemukan keju, ia akan memarutnya. Kalau ada gula halus, segera ditaburkannya. Kalau yang ada susu kental manis, atau pasta coklat, ia segera menuangkan ke atas roti. Kalau tidak ditemukannya bahan topping, segera dilahapnya roti tersebut.
Kalau di kulkas ada telur, ia segera membuat telur ceplok. Ia panaskan roti tawar dan menempatkan telur tersebut di antara roti tawar tersebut. Jadilah sandwich telur. Kalau yang ada sosis, jadilah sandwich sosis. Kalau yang ada kornet, ya kornet itu sebagai isinya. Kalau tidak ada, cukuplah ia taburi roti tawar itu dengan gula pasir.
Ia sangat suka pisang. Kami sering membeli pisang ulin. Biasanya langsung beli setandan karena jumlah anggota keluarga lumayan banyak. Pisang tersebut segera digantung dan diikat ke pagar tangga lantai atas. Siapa yang ingin makan, tinggal memetiknya. Selain pisang ulin, kami senang juga dengan pisang raja, pisang kepok, dan raja nangka. Pisang tersebut bisa dimakan langsung atau digoreng sebagai kudapan. Bungsu saya suka piskatju–pisang coklat keju.
Jika di meja makan ada susu bubuk, maka ia akan melengkapi kudapannya dengan minum susu. Kalau yang ada teh, ia akan membuat teh hangat. Kemudian ia akan berlari ke luar, memetik jeruk nipis yang kebetulan pohonnya selalu berbuah. Diambilnya jeruk yang tua, diiris, dan diperasnya di atas teh yang telah dibuat. Jadilah lime tea. Kalau tidak ada apa-apa, ia segera minum segelas air putih.
Saya tuliskan ini bukan untuk gaya-gayaan. Saya hanya ingin menggambarkan kemandiriannya mengingat kami berdua bekerja. Salat, mengaji, belajar, sudah ia kerjakan tanpa diminta. Secara umum, ia sangat mandiri kecuali satu hal: mandi.
Sebelum pandemi ia sangat normal. Artinya, sebelum ke sekolah ia pasti mandi. Di awal-awal pandemi, ia masih rajin mandi pagi sebelum sekolah. Mungkin karena terlalu lama pandemi ini sehingga ia pun berubah.
Saya baru menyadari setelah beberapa minggu ini saya dapati ia malas-malasan jika diminta mandi pagi. Tak jarang, ia bersekolah hanya menyikat gigi, membasuh wajah, dan berwudlu. Mandi akan dilakukan sesukanya.
Bisa mendekati Zuhur atau bahkan sore hari menjelang Asar.
Nah, hari ini sangat istimewa.
Anak-anak kelas 4-6 diharuskan mengikuti Upacara Virtual memperingati Kemerdekaan RI ke 75. Upacara tersebut disaksikan melalui Zoom dan live streaming Youtube. Mereka harus berseragam lengkap.
Pagi-pagi sekali si bungsu ini mendekati saya dan berkata, “Ummik, aku mandi ya, ” katanya ceria.
“Tumben, ” jawab saya.
“Lho, kan hari ini 17 Agustus Mik. Hari Kemerdekaan. Aku harus menghormatinya,” katanya mantap.
“Haaa?” saya heran.
“Aku harus menghormati jasa pahlawan untuk kemerdekaan, Mik,” selorohnya sambil menuju kamar mandi.
Saya terdiam.
Ternyata dia mengukur nasionalisme dengan caranya sendiri: mandi.
Sidoarjo, 17 Agustus 2020
